Bekal Mental Spiritual Ibadah Haji

Kepada yang akan berangkat haji ke tanah suci Mekkah, memenuhi panggilan Allah SWT, alangkah baiknya membaca dan perhatikanlah lima nasihat di bawah ini, agar hajinya tidak sia-sia dan agar mendapat gelar haji mabrur. Ingatlah kisah tukang sol sepatu dari Bashrah, Irak, yang diberitahu oleh malaikat bahwa mayoritas (puluhan ribu) yang naik haji saat itu tidak diterima oleh Allah SWT dan yang diterima hanya beberapa orang saja. Tukang sol sepatu ini termasuk yang hajinya diterima oleh Allah padahal justru dia tidak jadi pergi ke tanah suci itu. Mengapa? Itu karena, tukang sol sepatu itu telah memahami hakikat ibadah haji. Apa artinya bermegah-megah akan pergi naik haji, tapi tidak memperhatikan syarat-syarat yang harus diperhatikan sebelum kepergiannya? Baca, renungkan dan amalkanlah bekal lima nasihat di bawah ini sebelum pergi ke tanah suci, insya Allah, Anda tidak akan sia-sia dalam melaksanakan ibadah rukun kelima tersebut.

 

1. Harta
Orang yang berhaji itu hartanya harus bersih, tidak boleh tercampur oleh harta kotor. Periksa semua harta benda sebelum naik haji kalau-kalau ada yang kotor, ada yang diperoleh dengan cara tidak halal, ada yang belum dizakati. Banyak orang pergi haji tanpa memperdulikan perolehan hartanya, tanpa memperhatikan kebersihan hartanya, bahkan ongkos naik hajinya pun tidak jelas sumbernya. Haji seperti inilah yang dijamin tidak akan memiliki dampak terhadap perubahan sikap, akhlak dan kesadaran dirinya setelah pulang dari tanah suci, karena memang hajinya ditolak oleh Allah. Menunaikan haji dengan harta yang kotor atau haram jelas tidak diterima oleh Allah. Dalam sebuah kisah diriwayatkan dari oleh Abu Hurairah, Nabi bersabda bahwa jika seseorang pergi menunaikan haji dengan biaya dari harta yang halal, dan ketika ia mengucapkan “Labbaikallāhumma labbaik” (Inilah aku datang memenuhi panggilanmu ya Allah), maka dilangit ia akan disambut: “Labbaika wa sa’daika, zādukal halāl, warāhilatukal halāl, wahajjuka mabrurun ghairu ma’zurin” (Allah akan menyambut dan menerima kedatanganmu dan semoga kamu berbahagia! Perbekalanmu halal, kendaraanmu juga halal, maka hajimu mambrur dan tidak dicampuri dosa). Sebaliknya, jika seseorang menunaikan haji dengan hartanya yang haram, dan ketika ia mengucapkan: “Labbaikallāhumma labbaik,” ia akan disambut di langit dengan ucapan: “Lā labbaika wa lā sa’daika, zāduka harāmun, wa nafaqatuka harāmun, wa hajjuka ma’zurun ghairu ma’zurin” (Tidak diterima kedatanganmu dan kamu tidak akan berbahagia. Perbekalanmu haram, perbelanjaanmu dari harta yang haram, maka hajimu mengakibatkan dosa, dan jauh dari pahala).
Dengan demikian, kebersihan harta dan bekal untuk menunaikan ibadah haji adalah syarat pokok diterima tidaknya haji kita oleh Allah SWT. Bila harta yang haram digunakan sebagai bekal, maka Allah akan tegas-tegas menolaknya dan sia-sialah perjalanan haji kita. Maka, bersihkanlah harta dan jauhkan yang haram untuk bekal menunaikan haji.

 

2. Peristiwa
Melaksanakan haji harus dilaksanakan dalam waktu dan peristiwanya yang tepat. Tepat disini ada dua: Pertama, secara syar’i atau fiqh yaitu kita memang melaksanakannya dalam musim haji, yaitu bulan-bulan Syawal, Dzulqaidah dan Dzulhijjah. Kalau melaksanakannya bukan dalam musim haji, namanya umrah hukumnya jadi sunat. Yang kedua, tepat secara mental. Artinya kepergian kita merupakan akumulasi dari berbagai persiapan mental, spiritual, sosial, ekonomi dan teknis agar kita dapat benar-benar melaksanakannya dengan tepat. Bila kita melaksanakan segala sesuatu dalam waktu dan peristiwa yang tepat, maka hasilnya pun akan maksimal. Dalam hal ini, bila melaksanakan ibadah haji dalam waktu dan peristiwanya yang tepat, Insya Allah akan merasakan manfaat dan pengaruhnya yang besar, maslahat serta dapat merubah hidup kita secara total. Bagaimana waktu dan peristiwa yang tidak tepat itu? Jangan menunaikan haji kalau ada tetangga yang kelaparan walaupun kita sudah siap. Jangan pergi naik haji kalau hutang-hutang belum dibayarkan, jangan pergi kalau harta masih kotor belum dizakati, jangan pergi haji kalau kita belum meminta maaf kepada tetangga yang sakit hati oleh kita, jangan melaksanakan ibadah haji kalau bekal dan modal belum punya, belum ada dst. Itu semua artinya, waktu dan peristiwanya belum tepat.

 

3. Busana
Busana dalam haji artinya adalah pakaian ihram. Pakaian ihram itu berwarna putih, kain putih itu simbol kain kafan, artinya simbol kematian. Berhaji yang benar harus dilaksanakan dengan puncak kepasrahan yang total. Puncak kepasrahan artinya kematian. Ketika melaksanakan ibadah haji terutama sedang berpakaian ihram yang harus diingat adalah kematian. Jangan mengingat apa-apa selain mati, pasrah, tidak ingat keluarga, kampung halaman, anak, istri saudara, pekerjaan dst. Yang ada adalah kepasrahan total kepada Allah untuk dipanggil menghadap-Nya ketika itu juga. Pakaian putih adalah pakaian kita di padang mahsyar ketika kita dikumpulkan oleh Allah untuk dihisab. Jadi pakaian ihram adalah betul-betul lambang kematian kita. Kalau kita siap mati, artinya mudah-mudahan itu adalah puncak kesadaran ruhani/spiritual, puncak ketaatan dan puncak kepasrahan kita kepada Allah SWT. Bila kita sedang berpakaian ihram masih mengingat anak-anak, keluarga, keamanan rumah, harta apalagi akan membawa oleh-oleh, artinya pikiran kita masih dipenuhi oleh dunia, hati kita belum bersih, belum pasrah. Kalau kita mati dalam keadaan tidak pasrah, maka kematian kita adalah kematian yang merugi.

 

4. Pahala
Naik haji harus ikhlas, benar-benar pasrah total pada Allah sebagai menunaikan perintah-Nya tanpa berharap pahala. Kalau kita berharap pahala berarti berarti kita berharap balasan. Segala amal yang berharap balasan berarti belum ikhlas, belum murni. Makanya, kalau yang diingat adalah kematian, alih-alih ingat pahala, yang ada adalah ketakutan amal tidak diterima, ketakutan akan bayangan dosa-dosa. Bila yang terbayang adalah menumpuknya dosa-dosa, akan mendorong kita banyak dan lebih banyak lagi istighfar, memohon ampun kepada Allah, tidak mungkin kita akan ingat pahala. Inilah makna lain dari pakaian ihram yaitu kepasrahan total untuk mati dan tidak mengingat pahala sedikitpun. Rusaknya pahala ibadah sering karena pahala-pahala yang kita kejar sehingga merusah keikhlasan.

 

5. Surga
Berhaji juga harus dilaksanakan dengan tidak berharap surga. Biarlah surga itu nanti datang sebagai akibat dari benarnya pelaksanaan haji kita secara niat, syariat dan hakikat, secara fisik dan ruhani. Biarlah surga itu, kalaupun Allah menghendaki, diberikan Allah kepada kita sebagai buah dari mabrurnya haji kita sehingga kita diberi ampunan oleh Allah atas dosa-dosa kita karena kita benar-benar ikhlas tidak berharap apa-apa ketika melaksanakan ibadah haji kecuali ampunan Allah semata. Bagi yang mendapatkan haji mabrur Rasulullah SAW menjamin: “Al-hajjul mabruru laisa lahu jazā’un illal jannah” (Haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga). Haji mambrur dan surga didapatkan karena dosa-dosa kita yang banyak diampuni oleh Allah SWT. Jadi, ketika menunaikan ibadah haji, usahakanlah yang diharap bukan surga melainkan semata-mata ampunan dan maghfirah Allah. Kerendahan Abu Nuwas, seorang penyair Arab, ada baiknya untuk direnungkan: “Ilāhi lastu lil firdausi ahlan, wa lā aqwa ’alannāril jahim. Fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafirun dzanbil adzimi.” (Ya Allah, aku malu dan jauh untuk merasa sebagai ahli surga, tapi kalau harus ke neraka, aku pun tidak kuat. Maka, terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun atas kedzaliman-kedzalimanku).[]

2 comments on “Bekal Mental Spiritual Ibadah Haji

  1. Wah selamat ya.. atas onlinenya blog ini.
    tulisannya sangat bagus dan menggugah…
    tentang ajaran kitab paradigma hikmah lima ini, sepertinya saya sudah mendengar sebelumnya, walau informasi yang masuk kepada saya cukup mengejutkan. ceriitanya, 3 tahun yang lalu saya kedatangan tamu, teman dan senior saya yang kebetulan kuliah di UGM. ia datang ke Bandung mencari tahu informasi yang katanya cukup ramai dibicarakan di yogya, yaitu tentang “adanya orang yang mengaku nabi baru”, ia adalah dosen di IAIN bandung. orang tersebut berpengaruh dan mempunyai pengikut dari dosen IAIN yang lumayan banyak. waktu itu aku terkejut, karena informasi tersebut belum pernnah aku dengar sebelumnya. kata dia salah satu pengikutnya adalah dosen saya di fakutas ushuluddin, yang kebetulan ketua jurusan saya, namanya pak rifky. wah…betulkah.
    saya tidak sempat mencari kebenaran rumor tersebut, informasi yang sampai kepada saya waktu itu, katanya memang ada satu pengajian dari seorang dosen yang dapat ilmu laduni, yang didapat setelah ia mengalami sakit parah yang kemudian hasil-hasil pengajiannya disusun dan dibukukan oleh dosen saya tadi. tidak lebih, mengenai bagaimana dan apa yang diajarkannya saya blank sama sekali.
    mencengangkan, mungkin pertanyaan lama tersebut kini baru dapat jawabannya… setelah membuka webblog ini, melihat artkikel dan foto2nya, rasanya mungkin ini jawaban dari pertanyaan sahabat saya dulu tentang nabi baru tersebut, he..he…
    ternyata adalah kelompok pengajian hikmah. yang mengajarkan atikan, pangaweruh yang didasarkan kepada substansi pemahaman ajaran islam.
    dari segi paparan, saya kira cukup dalam dan mudah dimengerti. (walau saya belum baca semuanya) couse’ cukup simpel, mengunakan tata bahasa yang sederhana, dengan penjelesana yang bersifat katagoris. pokoknya selamat dech…
    note: kalo bisa disedikan format PDF-nya biar lebih mudah download.
    note lagi, ini mah kalo bisa… minta soft copy tulisan-tulisannya boss!

  2. Salam hangat buat Sdr. Otoy. Terima kasih atas kisahnya. Benar, inilah jawaban dari rumor dan kebelumtahuan Anda dulu. Tentang “nabi baru,” entah siapa yang menyebarkannya, semoga dia diampuni Allah SWT atas kekeliruannya.

    Simak aja sendiri bagaimana tulisan-tulisan dari ajaran yang dulu diributkan dan disalahmengertikan itu. Dulu memang gempar dan kita lapang dada saja, menerima semua komentar. Sebabnya mungkin dua: Pertama, kekagetan melihat seseorang berubah menjadi “istimewa,” padahal kan apa yang mustahil bagi Allah, ya gak? Bukankah hal yang sangat mudah bagi Allah merubah seseorang menjadi baru. Kedua, karena ketidaktahuan saja. Yang berkomentar miring dulu itu, memang tidak pernah ikut pengajiannya, mereka hanya bicara diluar, bahkan tabayyun pun tidak. Tapi semua reaksi itu wajar saja, tidak ada masalah. Semoga Allah mengampuni kita semuanya.

    Sekarang, siapapun bisa membaca dan mengaksesnya ajaran ini dengan bebas dan leluasa, untuk dimanfaatkan (diamalkan) oleh siapa saja yang mau. Melalui website ini, mudah-mudahan, yang muncul sekarang bukan lagi salah faham, tapi mereka bisa memetik manfaat dan hikmah dari ajaran ini. Anda lihat, semua ajaran ini adalah nasihat-nasihat kehidupan yang bersumber dari ajaran Islam. Yang unik dan istimewa, karena kebaruannya. Yang sudah diposting ini baru beberapa contohnya saja. Insya Allah akan terus ditambah karena jumlah ajarannya ratusan dengan berbagai topik masalah kehidupan yang luas. Dari masalah kehidupan sehari-hari, hingga rahasia-rahasia ayat Al-qur’an, persoalan ilmu, bisnis dan politik dst.

    Wassalam

Leave a comment